Aktivis dakwah pada hakikatnya
harus mengetahui satu hal ini dan tidak boleh tertinggal di dalam benaknya.
Satu kunci ketika dakwahnya ingin mulus dan mendapat dukungan selain dari istri
dan antar aktivis Islam, salah satunya adalah orang tua. Orang tua tak bisa
tertinggal dalam seluruh aktivitas dakwah kita, tanpa beliau berdua pun kita
takkan bisa berada di dunia ini. Dan jangan sampai terlupakan, bagaimana mereka
mengasuh, merawat, mendidik dan membina kita ketika masa kecil hingga kita
menemukan jati diri kita sebagai seorang muslim sejati. Lantas, apakah pantas
kita di luar disebut-sebut oleh orang sebagai seorang pejuang Islam yang suci
ini tetapi tidak taat kepada kedua orang tua dan hobi membentak-bentak orang
tua? Padahal Al-Qur’an telah menegaskan perihal berbuat baik kepada orang tua.
Al-Qur’an juga telah menegaskan bahwa berbuat baik kepada orang tua mendapat
derajat yang lebih tinggi daripada peringkat untuk berlaku adil. Bahkan Allah
SWT menyandingkan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua ini dengan
perintah untuk beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman :
”Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kalian berbuat baik kepada kedua orang tua (QS. Al Isra’[17]:23).
Allah SWT telah melarang
seseorang berkata kepada salah seorang dari kedua orang tuanya,”Ah!” apalagi
perkataan yang lebih kasar dari itu. Allah SWT berfirman :
“…jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia”(QS. Al-Isra’[17]:23).
Faktanya, meski
demikian masih ada sebagian aktivis Islam yang lama ber-iltizam dengan Islam
tidak menunaikan kewajiban ini, yakni birrul walidain atau berbakti kepada
kedua orang tua dengan baik. Kami tidak mengatakan bahwa mereka tidak berbuat
baik kepada kedua orang tua mereka, tetapi berlaku tidak adil atas mereka,
bahkan sering mendurhakainya. Kadang-kadang kami mendengar ada aktivis Islam
yang meninggikan suaranya hingga melebihi suara ayahnya, atau tidak taat
kepadanya dalam perkara-perkara yang wajib atau mubah, atau mengumpat ibunya
atau membentak dan mencelanya!
Khusus mereka
yang masih berbuat seperti itu kepada kedua orangtuanya, kami mengingatkan bahwasanya
berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah kewajiban sebagaimana kewajiban
berdakwah, amar ma’ruf, jihad dan shalat. Durhaka kepada kedua orang tua adalah
sebuah dosa yang besar, yang tidak lebih kecil dengan dosa melakukan zina,
membunuh, riba dan dosa-dosa besar lainnya. Allah SWT menegaskan kepada mereka
yang durhaka kepada kedua orangtua adalah sebuah dosa besar. Allah SWT
berfirman :
”
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu
yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka,
dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya).” (QS. Al-An’aam [6]:151).
Andalah yang menentang kaum
sekuler yang mereka suka dengan aktivitas memilah-milah Islam, apakah Anda
ingin seperti itu? Seperti yang sering Anda lantangkan dalam Surat Al Baqarah :
85 yang berbunyi,
”Apakah
kalian mengimani sebagian Al-Kitab dan mengingkari sebagian yang lain?”
Mengapa
Anda melarang sesuatu sementara Anda melakukannya sendiri? Seorang penyair
pernah bertutur :
Jangan larang salah satu
akhlak, sementara Anda mengerjakannya. Aib besar jika Anda melakukannya.
Saudaraku,
kami juga ingin berkata kepada sekelompok kecil aktivis Islam yang tidak
berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ingatlah oleh Anda sekalian Uwais Al
Qarni. Ia adalah salah satu tabi’in yang disebut-sebut oleh Rasulullah SAW
dalam hadistnya. Rasulullah SAW ketika itu pernah bersabda kepada Umar Ibnu
al-Khattab ra. ,”Akan datang kepada kalian Uwais Al Qarni bersama
pasukan bantuan Yaman dari suku Murad dan Qarn. Tadinya Uwais mengidap penyakit
kusta, tetapi kemudian sembuh, kecuali kusta sebesar dirham. Ia memiliki ibu
dan ia selalu berbakti kepadanya. Jika ia bersumpah atas nama Allah, Allah
pasti mengabulkan sumpahnya. Jika engkau meminta agar dia memintakan ampunan
untukmu, lakukanlah.” (HR Muslim dan Abu Na’im).
Sejak
munculnya hadist tersebut Umar Ibnu al-Khattab selalu bertanya kedatangan Uwais
Al Qarni setiap kali pasukan Yaman datang. Akhirnya pada sebuah masa,
bertemulah Uwais dan Umar. Lantas Umar ra. langsung menyebutkan hadist Rasulullah
tekait dengan diri Uwais Al Qarni yang pernah didengarnya ketika itu. Lalu
beliau berkata kepadanya,”Mintakanlah ampunan Allah untukku.” Uwais Al Qarni
pun memintakan ampunan kepada Allah untuk Umar Ibnu al-Khattab ra.” (HR Muslim dan Abu Na’im).
Saudaraku
aktivis Islam, coba kita renungkan bagaimana Uwais Al Qarni mendapatkan derajat
setinggi itu! Derajat tersebut ia peroleh melalui kebaktiannya kepada kedua
orangtua. Apakah Anda tak ingin derajat tersebut ada pada Anda? Kami ingin
menegaskan kepada Anda, bahwasanya aktivitas dakwah ini sangat membutuhkan
dukungan dari berbagai pihak yaitu sahabat, teman, dan istri bila yang sudah
beristri. Namun, dakwah ini butuh dengan orang yang paling dekat dengan kita,
merekalah orang tua kita. Sesungguhnya dakwah ini yang paling berhak
menerimanya adalah orang tua, keluarga dan sanak kerabat Anda. Apakah Anda
tidak membaca firman Allah SWT:
Berilah
peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat (QS. Asy-Syu’ara[]:214)
Merekalah yang
akan menjadi kawan setia dalam kehidupan Anda. Merekalah yang akan pertama kali
akan mendapatkan berbagai dampak dari dakwah ideologis Anda dari penghinaan,
pembunuhan hingga pemboikotan seperti pada masa keluarga Yasrib yang
mempertahankan dengan sekuat tenaga bagaimana mereka menggenggam bara Islam
hingga mereka dibunuh dengan sangat tidak berperikemanusiaan oleh kaum kafir
Quraisy. Inilah pentingnya sebuah birrul walidain kepada orang tua dan tentunya
dengan adanya hal tersebut akan semakin mengokohkan kita pada perjuangan yang
penuh duri ini.
0 komentar:
Posting Komentar